Pengakuan Prabowo Subianto Diberi 'Jimat' Agar Selamat Oleh Presiden Soeharto Ketika Maju ke Medan Perang
Soeharto, siapa orang Indonesia yang tak kenal dengan Presiden terlama negeri ini.
Sebelum menjabat sebagai presiden Indonesia, Soeharto terlebih dahulu masuk dinas kemiliteran.
Ia dipasrahi memimpin Serangan Oemoem 1 Maret 1949 di Yogyakarta untuk menyerang kedudukan tentara Belanda.
Karir militer Soeharto semakin mentereng ketika ia ditunjuk Presiden Soekarno sebagai Panglima Mandala untuk merebut Irian Barat dekade 1960-an.
Dikutip dari Tribun Jambi, Rabu (26/12) puncaknya ia juga diberi mandat oleh Soekarno untuk memulihkan keamanan pasca pemberontakan G30S/PKI di Indonesia.
Banyak publik percaya kecakapan Soeharto di bidang kemiliteran ditunjang oleh kekuatan magis yang dipercaya dimiliki beliau.
Suatu hari ketika Prabowo Subianto masih menjadi menantu Soeharto, ia dipanggil menghadapnya.
Hal ini lantaran Prabowo hendak memimpin operasi militer di medan perang.
"Saat itu, saya sedang dihadapkan pada operasi penting. Saya diminta untuk menghadap Pak Presiden," kata Prabowo dalam rakornas PKS Januari 2016 silam.
Dalam benak Prabowo yang kala itu masih berdinas militer di TNI, ia bakal mendapat Sangu (bekal) dari Soeharto.
"Ketika itu, di benak saya disuruh menghadap pasti dapat sangu dari mertua," tambahnya.
Ketika sudah sampai di kediaman Soeharto, pikiran Prabowo langsung berubah.
Ia memang diberi 'jimat' berupa petuah dari beliau.
"Kata bapak saat itu, saya titip tiga hal, yakni ojo lali (jangan lupa), ojo dumeh (jangan angkuh), ojo ngoyo (jangan ambisius)," beber Prabowo.
"Mengerti? Saya jawab, siap mengerti. Kemudian beliau menjawab, ya sudah selamat bertugas. Jadi sangu saya tiga hal itu, saya tadi berharap dapat sangu ongkos," kata Prabowo bercanda.
Selama berkuasa, Soeharto dituduh banyak melakukan pelanggaran HAM.
Ia juga membiarkan anak-anak dan keluarganya mencampuri urusan kenegaraan yang berujung dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
SUMBER
Sebelum menjabat sebagai presiden Indonesia, Soeharto terlebih dahulu masuk dinas kemiliteran.
Ia dipasrahi memimpin Serangan Oemoem 1 Maret 1949 di Yogyakarta untuk menyerang kedudukan tentara Belanda.
Karir militer Soeharto semakin mentereng ketika ia ditunjuk Presiden Soekarno sebagai Panglima Mandala untuk merebut Irian Barat dekade 1960-an.
Dikutip dari Tribun Jambi, Rabu (26/12) puncaknya ia juga diberi mandat oleh Soekarno untuk memulihkan keamanan pasca pemberontakan G30S/PKI di Indonesia.
Banyak publik percaya kecakapan Soeharto di bidang kemiliteran ditunjang oleh kekuatan magis yang dipercaya dimiliki beliau.
Suatu hari ketika Prabowo Subianto masih menjadi menantu Soeharto, ia dipanggil menghadapnya.
Hal ini lantaran Prabowo hendak memimpin operasi militer di medan perang.
"Saat itu, saya sedang dihadapkan pada operasi penting. Saya diminta untuk menghadap Pak Presiden," kata Prabowo dalam rakornas PKS Januari 2016 silam.
Dalam benak Prabowo yang kala itu masih berdinas militer di TNI, ia bakal mendapat Sangu (bekal) dari Soeharto.
"Ketika itu, di benak saya disuruh menghadap pasti dapat sangu dari mertua," tambahnya.
Ketika sudah sampai di kediaman Soeharto, pikiran Prabowo langsung berubah.
Ia memang diberi 'jimat' berupa petuah dari beliau.
"Kata bapak saat itu, saya titip tiga hal, yakni ojo lali (jangan lupa), ojo dumeh (jangan angkuh), ojo ngoyo (jangan ambisius)," beber Prabowo.
"Mengerti? Saya jawab, siap mengerti. Kemudian beliau menjawab, ya sudah selamat bertugas. Jadi sangu saya tiga hal itu, saya tadi berharap dapat sangu ongkos," kata Prabowo bercanda.
Selama berkuasa, Soeharto dituduh banyak melakukan pelanggaran HAM.
Ia juga membiarkan anak-anak dan keluarganya mencampuri urusan kenegaraan yang berujung dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
SUMBER
Comments
Post a Comment